Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Wamendukbangga tekankan pentingnya perketat SOP di dapur SPPG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 02:46:47【Sehat】565 orang sudah membaca
PerkenalanWakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Ber

Jika ada kekurangan, jangan salahkan programnya tapi cek SOP mana yang belum dijalankan, itu yang harus dikendalikan, diatasi dan diperbaiki
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Wamendukbangga/BKKBN) Isyana Bagoes Oka menekankan pentingnya memperketat standar operasional prosedur (SOP) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Jika ada kekurangan, jangan salahkan programnya tapi cek SOP mana yang belum dijalankan, itu yang harus dikendalikan, diatasi dan diperbaiki,” kata Isyana Bagoes Oka di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Menurut dia, sudah ada SOP yang diterapkan di dapur SPPG yang mengolah makanan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca juga: Wamen Isyana apresiasi SPPG libatkan ahli gizi identifikasi alergen
Namun, di lapangan masih ditemukan penerima manfaat MBG yang mengalami keracunan massal setelah menyantap menu MBG.
“SOP ada, biasanya kalau terjadi kasus karena ada SOP yang ngak dijalankan,” ucapnya.
Mantan jurnalis televisi itu menambahkan awal Oktober 2025 pihaknya telah melakukan rapat koordinasi terkait permasalahan MBG bersama dengan Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Pengelola SPPG di Lebak pasok bahan baku MBG dari luar
Adapun salah satu topik pembahasan, lanjut dia, adalah terkait sertifikasi yang wajib dipenuhi oleh SPPG, salah satunya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk program MBG.
“Saat ini SPPG yang belum punya (SLHS) harus mengurus dan sekarang sedang diurus (sertifikat),” katanya.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan surat edaran tentang percepatan penerbitan SLHS kepada SPPG.
Baca juga: Penerima manfaat MBG diminta laporkan apabila alergi makanan tertentu
Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh kepala dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, serta kepala kantor pelayanan dan SPPG di seluruh Indonesia.
Sementara itu, hingga pertengahan September 2025, Kemenkes melaporkan sedikitnya 60 kasus dengan 5.207 penderita dari insiden keracunan menu MBG.
Baca juga: BGN hentikan operasional SPPG Kota Soe 1 NTT imbas keracunan MBG
Sedangkan, BPOM mencatat 55 kasus dengan 5.320 penderita, dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus keracunan MBG terbanyak.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Gizi Nasional (BGN), sebanyak 198 SPPG) telah memiliki SLHS per 30 September 2025.
Baca juga: Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
Baca juga: BGN tugaskan 5.000 juru masak profesional untuk bina SPPG
Suka(93239)
Sebelumnya: Kudus didukung 21 SPPG untuk program MBG
Selanjutnya: Benarkah naiknya suhu panas dorong orang konsumsi gula tambahan?
Artikel Terkait
- Hukum kemarin, KA Harina tabrak truk hingga vonis eks Kapolres Ngada
- BBPOM Makassar beberkan hasil penggeledahan toko kosmetik di Sidrap
- Siswa Sekolah Rakyat di Tangsel dapat laptop
- KSAD sebut pelatihan personel di bidang MBG dibiayai pihak Singapura
- Pimpinan Komisi X usul bentuk dapur sekolah MBG di daerah 3T
- Pemkab Bantul minta pedagang bakso cantumkan label halal
- Pemkab Bantul minta pedagang bakso cantumkan label halal
- Kiat mengonsumsi ramen dengan pilihan lebih sehat
- Netanyahu: Pasukan Israel akan tetap berada di Gaza
- Mo Mo si Gajah rayakan ulang tahun ke
Resep Populer
Rekomendasi

Mendag beri UKM Pangan Award, dorong daya saing pangan lokal

Cara penanganan tepat bagi penderita "honeymoon cystitis"

Pelatihan penjamah Makan Bergizi Gratis di Palu

Pemerataan gizi masyarakat, 4 SPPG dibangun di wilayah terpencil Babel

Huawei rilis Nova Flip S,ponsel lipat paling ramah di kantong versinya

Dampak Luapan Banjir antara Stasiun Alastua

Dinkes Kota Malang: Penerbitan SLHS memperhatikan sejumlah indikator

Waspadai akrilamida, zat berbahaya pemicu kanker di makanan harian